Mengayuh Sepeda untuk Menghidup-hidupi Muhammadiyah

Mengayuh Sepeda untuk Menghidup-hidupi Muhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

SEPULANG dari acara pelantikan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY, tepat di depan gerbang kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, saya sempat berhenti sejenak, saat mengetahui ada seorang Kokam mengayuh sepeda, Ahad (28/4/2019) bakda Dzuhur.

Namanya (ndan) Santoso. Rumahnya di Jalan Palagan, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ndan Santoso (38 th) dan belum berumah tangga ini, mengaku sudah terbiasa mengayuh sepeda ontelnya untuk mengikuti giat pengamanan di lingkungan Muhammadiyah, utamanya di Sleman.

Namun, kali ini ia harus berangkat dari rumahnnya sejak pagi bakda Subuh menuju Kampus I UAD yang berada di tengah Kota Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Kapas Yogyakarta.

Jarak tempuh dari Ngaglik Sleman ke Kota Yogyakarta tidaklah dekat. Belum di sepanjang jalur tersebut cukup ramai kendaraan serta banyak titik-titik kemacetan. Jika berkendara, butuh waktu sekitar 25 menit jika jalur lalu lintas lengang. Bisa memakan lebih dari 30 menit jika melintasi di jam-jam sibuk. Jika naik sepeda kayuh, maka kira-kira butuh waktu sekitar satu jam.

Namun, ternyata bukan menjadi kendala  jarak tempuh atau adanya fasilitas kendaraan. Bagi Ndan Santoso, tidak ada yang lebih besar dalam memberikan dorongan semangatnya selain dorongan demi lancarnya perjuangan ummat di Persyarikatan Muhammadiyah. “Muhammadiyah belum pernah mencarikan kendaraan dan saya juga tidak pernah meminta itu,” terang Ndan Santoso, yang mengaku sudah bergabung di Kokam Sleman sejak tahun 2004. (AGe, PDPM Yogyakarta)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow