Mengenal Tokoh Nasional dan Muhammadiyah : Abdul Kahar Muzakkir
Abdul Kahar Muzakkir menjadi satu dari enam tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada Jumat (8/11/2019) di Istana Negara. Gelar tersebut diberikan atas perjuangan dan pengabdian dan perjuangan Abdul Kahar yang juga tokoh Muhammadiyah kelahiran Gading, Yogyakarta.
Pada 1924, Kahar yang berusia 21 tahun, berangkat ke Mesir. Sumber lain menyebut bahwa Kahar berangkat haji ke Makkah, dengan maksud mukim dan belajar di sana. Keberangkatannya dibiayai paman dari pihak ibu, Haji Muchsin. Salah satu putra Haji Muchsin juga ikut bersama. Namun, karena kecamuk perang antara Kerajaan Hijaz dan Kesultanan Nejd ketika itu, Kahar mengalihkan perjalanan ke Mesir.
Selama dua belas tahun di Mesir, Kahar menjadi aktivis berbagai organisasi. Ia bersahabat dengan Sayid Qutub, pengarang Tafsir Fi Dzilâl Al-Quran. Kahar dekat dengan Partai Wafd dan sering menulis artikel untuk koran Mesir seperti Al-Ahram, Al-Balagh, dan Al-Hayat.
Selanjutnya Pada 1938, intelektual muda ini pulang ke Indonesia. Kahar diamanahi menjadi Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Sejak 1953, Kahar ikut dalam struktur Pengurus Besar Muhammadiyah sampai akhir hayatnya, 2 Desember 1973.
Abdul Kahar Muzakkir adalah tokoh Muhammadiyah yang sangat dihormati. Beliau, misalnya, oleh Suara Muhammadiyah dijuluki “Pemimpin Teladan”, yang artinya, idola seluruh masyarakat Islam Indonesia atau setidaknya oleh warga Muhammadiyah. Predikat “Pejuang Kemerdekaan” juga melekat di dirinya yang membuktikan, beliau tidak hanya melulu berpikir soal akhirat saja.
Oleh: Muhammad Fajrul Falaq, Tim Redaksi mediamu.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow